BINA JATIDIRI PEMUDA
I. PENDAHULUAN
Butir-butir Pembinaan Generasi Muda terdiri dari :
1.
Kepercayaan kepada Tuhan YME
2.
Pendidikan lahir batin, yang
meliputi :
a.
Pendidikan akal/intelektual
b.
Pendidikan rohani
c.
Pendidikan jasmani
3.
Pergaulan yang baik.
4.
Memupuk hobi yang baik.
Butir-butir diatas adalah lima
langkah pokok untuk mengimbangi pertumbuhan badan jasmani dan jiwa di masa
kepemudaan agar selaras dalam mengembangkan kekuatan kekuatan lahir batin,
sehingga berdayaguna baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.
Masa Pemuda adalah masa transisi dari kandungan keluarga
untuk masuk ke kandungan masyarakat.
Masa pemuda ditandai oleh pertumbuhan emosi dan akal
yang mempengaruhi badan jasmani dan jiwa yang kemudian bergejolak dalam bentuk
gairah, keinginan, kemauan, harapan, kreativitas, petualangan dan penjelajahan.
Masalahnya di masa itu pemuda belum cukup berpengalaman
dan belum menemukan jati dirinya, sehingga kemampuannya dalam memecahkan
persoalan belum optimal. Oleh karena itu diperlukan 5 langkah pokok tersebut di
atas agar secara pro-aktif terbiasa menjemput bola permainan hidup; sehingga
segala potensi yang ada pada dirinya yang berupa gairah, keinginan, kemauan,
harapan dan petualangan tersebut tersalurkan secara produktif yang bermanfaat
bagi dirinya dan lingkungannya, yang pada saatnya nanti ikut membangun
masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, bahagia lahir dan batin..
II. URAIAN
1.
Kepercayaan Kepada Tuhan
YME
Kepercayaan kepada Tuhan YME apabila dijabarkan berupa kemampuan
mengamalkan keyakinannya terhadap Tuhan YME dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada dasarnya ada 3 keyakinan pokok, yaitu :
1. Bahwa tiada yang lain yang disembah selain Tuhan YME.
2. Bahwa semesta alam dan seisinya diciptakan oleh Tuhan
YME.
3. Bahwa hanya Tuhan YME yang menguasai semesta alam dan
seisinya.
Sebagai konsekwensi logis dari pada keyakinan tersebut
adalah sadar & percaya bahwa hanya ada satu Tuhan untuk berbagai agama dan
berbagai bangsa dengan total umat 6,5 milyard ini. Memahami bahwa perbedaan
hanya pada bahasa & pemberian nama untuk Tuhan, seperti Allah, Alloh, Deo,
Yehuwa, God, Gusti, Pangeran, Hyang Widhi, Hyang Manon, Brahm, Purusha, dst.
Selama masing masing yang memberi nama, maksudnya adalah 3 keyakinan pokok tsb
diatas, maka betul yang dimaksud adalah Tuhan YME, iyalah Tuhan yang satu untuk
berbagai agama & untuk semua umat manusia. Inilah yang dimaksud bung Karno
ketika menyampaikan sila I dari Pancasila, KeTuhanan YME. Jadi apabila ada
salah satu umat agama tertentu yang mengatakan bahwa Tuhan yang benar adalah
yang sesuai dengan sebutannya, justru itu tuhannya salah, karena berarti
tuhannya tidak mencakup umat beragama lain, bahkan berarti umat agama tertentu
tsb mengadakan tuhan tuhan yang lain untuk agama lain.
Pengertian disembah sangat luas, termasuk dipuja,
dijunjung, dihormati, ditakuti, dan dipercayai. Semuanya tertuju pada Tuhan YME
semata, karena hanya Dialah yang berkuasa penuh, yang menciptakan, memiliki dan
menguasai kehidupan. Jadi janganlah berpaling barang sejenakpun dari Tuhan YME,
karena terbawa oleh segala macam daya tarik dunia. Sungguh luar biasa apabila
ada pemuda yang telah memiliki kesadaran untuk fokus hanya kepada Tuhan YME
semata sehingga tidak ada yang disanjung, ditakuti dan dipercayai selain dari
padaNya.
Maka dari itu, sesungguhnya keyakinan tadi apabila telah
tertancap kuat di dalam lubuk hati disertai pemahaman seperti tersebut di atas,
akan menjadi tali yang kokoh yang menghubungkan seorang hamba dengan Tuhannya;
sehingga tali tersebut menjadi aliran daya kekuatan, kepandaian, ketrampilan,
ketangkasan, kebijaksanaan, kemuliaan dan kasih sayang dari Tuhan kepada
hambaNya.
Sebaliknya, pemuda yang tidak memiliki tali penghubung
yang kokoh tadi, yaitu yang tidak memiliki kepercayaan yang bulat, tidak dapat
menerima aliran daya apapun dari Tuhan, sehingga segala usaha sulit untuk
berkembang.
Kepercayaan kepada Tuhan mempunyai refleksi yang luas,
antara lain adalah dorongan untuk menempuh pendidikan lahir bathin.
2.
Pendidikan
Konsekuensi logis daripada keberadaan akal, roh dan
jasmani sebagai pembentuk struktur pribadi manusia, maka sudah selayaknya
apabila diperlukan pendidikan akal, pendidikan rohani dan pendidikan jasmani.
Dengan demikian diharapkan akal, ruh dan jasmani bersama-sama mengalami
perkembangan yang serasi dan seimbang. Apabila salah satu saja terabaikan
sementara itu lainnya berkembang, maka akan terjadi ketidak serasian dan
ketidak seimbangan atau lebih tegasnya lagi ketimpangan dan kegoncangan.
Sebagaimana Olah Raga adalah aplikasi daripada
pendidikan jasmani, demikian pula untuk :
Pendidikan
Akal dapat diistilahkan sebagai Olah Ratio
Pendidikan Ruhani dapat diistilahkan sebagai Olah Rasa.
Hal ini sesuai dengan yang sering dikatakan oleh para
ahli bijak yaitu Pengolahan Cipta, Rasa dan Karsa atau di sini diistilahkan
dengan Olah Ratio, Olah Rasa dan Olah Raga, disingkat dengan Tiga Olah Ra.
a.
Pendidikan Akal / Intelektual
/ Olah Ratio.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dunia dipacu oleh
perkembangan Iptek, sehingga siapa yang menguasai Iptek, dialah yang berpengaruh pada dunia. Perkembangan
Iptek diperoleh dari pendidikan akal / olah ratio.
Jadi mutlak perlu pemuda disadarkan betapa pentingnya
pendidikan intelektual yang dia peroleh di sekolahan dan di perguruan tinggi.
Oleh karena itu pemuda harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu.
Kenyataannya masih banyak pemuda yang kurang menyadari hal ini, sehingga
belajar dengan terpaksa dan setengah-tengah. Jika demikian mana mungkin dapat
menguasai Iptek yang pada gilirannya selalu tertinggal oleh dunia barat.
Akhirnya kita hanya sebagai pihak pengguna produk-produk Iptek saja, tidak
pernah mampu bersaing dalam menciptakan dan memproduksi barang-barang hasil
Iptek. Para pemuda kecenderungannya asal lulus
sekolah saja, sehingga mutu intelektualnya masih rendah. Sikap ini harus
dirubah sehingga para pemuda benar-benar memegang amanat dalam menuntut ilmu
dan sungguh-sungguh menjadi intelektual sejati yang mampu bersaing.
b.
Pendidikan rohani / Olah
Rasa.
Pendidikan rohani di sini, lebih ditekankan pada
pendidikan watak sebagai kelanjutan daripada kepercayaan kepada Tuhan YME.
Betapa pentingnya pendidikan rohani sebagai pondasinya
pendidikan akal. Tidak dapat dibayangkan apabila seseorang memiliki kecerdasan
akal yang tinggi, sementara itu pendidikan rohani terabaikan sehingga tidak
memiliki watak yang baik, maka bisa jadi kepandaiannya tersebut dipakai untuk
menghancurkan umat manusia, misal membuat bom nuklir dan senjata penghancur
massal lainnya. Lain halnya apabila seorang ilmuwan yang memiliki budi pekerti
yang luhur, maka sudah pasti kepandaiannya akan disalurkan untuk menghasilkan
karya-karya yang bermanfaat bagi kesejahteraan dan kemajuan umat manusia. Misal
pengetahuan tentang Sinar Laser untuk mengobati berbagai penyakit yang sudah
akut, satelit untuk memperlancar komunikasi & pemotretan jarak jauh, dan
sebagainya.
Bahkan pendidikan rohani sangat menunjang kelancaran
dalam menempuh pendidikan akal. Jelasnya demikian; seseorang yang telah mengenal pendidikan rohani
seperti budi pekerti yang baik dan telah mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari, maka sifatnya menjadi jujur, syukur, sabar, rela dan berbudi
luhur, yang pada gilirannya suasana jiwanya menjadi tenang, tentram dan damai.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sifat dan suasana jiwa yang sedemikian sangat
membantu dan memperlancar proses belajar. Dia akan senang mendengarkan, mau
menerima pelajaran, mudah mengerti persoalan dan dengan sabar dan tulus
memecahkan tugas-tugas akademis.
Sebaliknya, apabila orang tidak mengenal pendidikan
rohani, maka sifatnya menjadi dengki, iri, pemarah, malas, mudah meledak-ledak,
yang pada gilirannya jiwanya menjadi panas, kotor dan sakit. Dalam keadaan
sedemikian sudah pasti sulit untuk menempuh pendidikan kecerdasan otak
(intelektual). Betapa tidak, dia tidak senang mendengarkan, tidak mau menerima
pelajaran, tidak mudah mengerti persoalan karena di kepalanya sudah penuh
dengan persoalan-persoalan pribadi yang ruwet dan tidak terpecahkan.
c.
Pendidikan jasmani / Olah
Raga.
Untuk pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan kekuatan,
ternyata badan jasmani tidak hanya membutuhkan minuman dn makanan yang bergizi,
tetapi juga membutuhkan gerakan secara teratur dan kontinyu, seperti senam,
bela diri dan lain lain olah raga.
Gerakan badan atau olah raga sangat bermanfaat
a)
bagi jasmani, karena :
1)
Melancarkan peredaran darah.
2)
Membantu metabolisme.
3)
Menormalkan dan mengencangkan
otot-otot.
4)
Merangsang aktivitas saraf.
5)
Mempercepat penggantian sel-sel
yang telah mati.
6)
Membantu pertumbuhan badan.
7)
Membentuk struktur tubuh (body
building).
8)
Meningkatkan daya tahan.
b)
bagi rohani, karena :
1)
Menanggulangi dan menghilangkan
rasa malas.
2)
Mentaati peraturan permainan,
sekaligus melatih kedisiplinan dan kejujuran.
3)
Melatih kesabaran dengan tekun
latihan untuk mencapai prestasi.
4)
Menghindari perselisihan karena
semua pihak harus patuh terhadap keputusan wasit.
5)
Mengendalikan emosi apabila
kalah bermain.
6)
Latihan tetap rendah hati
meskipun selalu memenangkan pertandingan.
7)
Ikhlas apabila harus melepaskan
status kejuaraannya.
Seperti
sering kita dengar bahwa olah ragawan memiliki jiwa sportif. Yang dimaksud jiwa
sportif apabila diuraikan mencakup butir-butir 1) sampai dengan 7) tersebut di
atas. Olahragawan selalu menjaga dirinya untuk tidak makan dan minum yang
merusakkan badan; karena dia benar-benar menjaga kesehatannya. Oleh karena itu
juga tidak suka begadang, tawuran, iseng, nongkrong-nongkrong, dan lain-lain
perilaku yang tidak bermanfaat.
Pendidikan
mempunyai refleksi yang luas, antara lain adalah dorongan untuk membentuk
pergaulan yang baik.
3.
Pergaulan yang baik
Betapa pentingnya pergaulan yang baik karena sangat
mempengaruhi pembentukan watak dan karakter yang juga baik. Watak dan karakter
yang baik merupakan modal yang berharga untuk mencapai sukses di segala bidang
kelak apabila pada saatnya terjun di tengah-tengah masyarakat.
Yang dimaksud pergaulan yang baik disini adalah dalam
hal :
a.
Lingkungan yang baik
Ada pepatah “jangan
dekat kerbau berlumpur”. Jadi apabila bergaul dengan preman, morphinis, pemabuk,
pemalas, pendendam, dll pelaku karakter negatif, maka akan terkena imbas dan tertular
sifat negatif. Ini bukan bermaksud membeda-bedakan kawan, tetapi masalahnya
pemuda belum cukup kuat iman dan mental untuk menangkis pengaruh negatif
tersebut. Oleh karena itu sebagai peran awal dalam kancah pergaulan yang baru
saja diterjuni di tengah-tengah masyarakat, lebih baik jangan ambil resiko
dengan lingkungan pergaulan yang kurang baik.
b.
Cara yang baik
Tuhan memerintahkan untuk kasih sayang sesamanya tanpa membedakan
suku, agama, ras, jenis, golongan, derajat dan status ; yang diwujudkan dengan
saling membantu sesuai dengan kemampuan yang membantu dan sesuai dengan
kebutuhan yang dibantu.
Andaikan dalam pergaulan menjumpai perbedaan pendapat
yang disebabkan oleh adat, budaya, syareat agama dan kebiasaan yang berbeda,
hendaknya dapat saling menghormati, bahkan menjadikan perbedaan tersebut secara
nasional sebagai symbol Negara “ Bhineka Tunggal Ika “, secara universal
sebagai bukti Tuhan memang Maha Besar, Maha Luas & Maha Pandai melalui umat
ciptaanNya yang beragam.
Tuhan memberikan contoh kehidupan binatang sebagai cara
bergaul yang baik. Lebah-lebah menghinggapi bunga-bunga untuk mendapatkan madu
kemudian secara bersama-sama dibawa dan dikumpulkan di dalam sarang. Ada lebah ratu, ada lebah
jantan dan ada lebah pekerja, masing-masing mengetahui kewajibannya dan selalu
menjalankan tugas dengan tepat.
Semut-semut
bekerja menggotong makanan bersama-sama. Mereka setiap saling bertemu selalu
menyampaikan salam dan pesan yang baik serta tidak pernah terjadi pertikaian.
Semangat yang ditunjukkan adalah kebersamaan, kerukunan dan kegotong royongan.
Pergaulan yang baik mempunyai refleksi yang luas, antara
lain adalah dorongan untuk memupuk hobi yang baik.
4. Memupuk
hobi yang baik
Hoby dikatakan tidak baik apabila :
a. Merusak jasmani dan rohani
Contoh :
begadangan dan ke kelab malam
b. Menggangu orang lain
Contoh : main musik di tengah malam di jalanan.
c. Merusak lingkungan hidup
Contoh : berburu binatang langka
d.
Merusak nilai-nilai luhur seni dan budaya
Contoh : berdansa bebas dan bergaul bebas
Sebaliknya hobby
dikatakan baik apabila :
a. Menyehatkan jasmani dan rohani
Contoh : olah raga, fitness, senam pernapasan dan yoga
b. Meningkatkan ketrampilan
Contoh : memasak, menyulam, menjahit, dll kerajinan
tangan
c. Memelihara dan memperbaiki lingkungan hidup
Contoh : gardening, bertanam apotik hidup, menyayangi &
melestarikan binatang.
d.
Meluhurkan seni, budaya dan iptek.
Contoh :
menari, melukis, menyanyi, elektronik, otomotif dan riset.
Betapa pentingnya orang memupuk hobby yang baik, karena
dapat menjauhkan diri dari perilaku negatif seperti : suka iseng, nongkrong-nongkrong,
bermalas-malas, ngelantur, melamun dan buang-buang waktu tidak menentu.
Memupuk hobby yang baik dapat mendidik diri untuk
disiplin, tekun, tabah, rajin, konsisten, kreatif dan tidak mudah bosan. Bahkan
hobby dapat memberikan penghasilan (menanam dan menjual anggrek), membuka
lapangan kerja (membuat dan mengexport kerajinan tangan) dan menjadi
olahragawan profesional.
Memupuk hobby secara baik mempunyai refleksi yang luas,
antara lain membangkitkan cita cita yang luhur.
5. Cita-cita yang luhur
Pemuda harus bercita-cita luhur sebagai perwujudan dari
pada :
Kecintaan pada
tanah air.
Keinginan untuk
berbakti pada nusa dan bangsa.
Kepedulian pada
penderitaan rakyat.
Negara ini membutuhkan para
pejuang untuk mengentaskan bangsa dari :
Keterpurukan ke
kemuliaan.
Kegelapan ke
pencerahan.
Kebodohan ke
kecerdasan.
Kemiskinan ke
kesejahteraan
Karya para leluhur pengukir sejarah dan cita cita para pahlawan
mutlak perlu dilanjutkan. Oleh karena itu pemuda harus dikenalkan dengan
sejarah kejayaan bangsa ( jaman Borobudur & Majapahit ) dan perjuangan para
pahlawan, agar dapat mewarisi jiwa dan semangat mereka.
Apabila para pejuang yang lalu bercita-cita untuk
merdeka dengan mengusir penjajah, maka para pemuda sekarang harus bercita-cita
untuk mengisi kemerdekaan dengan mengusir ketidak jujuran, ketidak adilan dan
ketidak benaran. Dimulai dengan menerapkan kejujuran, keadilan dan kebenaran pada
diri sendiri, sudah pasti para pemuda kelak mampu mengentaskan dan mengharumkan bangsa melalui bidang dan
lapangan kerja masing-masing untuk mencapai prestasi yang optimal, sehingga :
Para ilmuwan dapat menemukan karya-karya fisika, kimia,
elektronik, kedokteran, dll iptek.
Para olahragawan dapat menjadi
juara dunia badminton, tenis, catur, pingpong, atletik, renang, dll.
Para pengrajin dapat berkreasi
menciptakan produk kerajinan yang disenangi mancanegara.
Para Sarjana Pertanian dapat
membantu petani dalam meningkatkan kwalitas dan melipat gandakan hasil
pertanian.
Para ekonom dapat
memasarkan produksi dalam negeri keseluruh pelosok dunia.
Ini sebagian dari peluang
berprestasi dan berusaha yang dapat menjadi pilihan yang dicita citakan sejak awal bagi
generasi muda untuk menjadi kesatria pengawal kejayaan bangsa dimasa mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar